Laozi (Lao-Tzu)

Raymond Kelvin Nando — Laozi (atau Lao-Tzu) adalah filsuf Tiongkok kuno yang dikenal sebagai pendiri Daoisme (Taoism), salah satu sistem filsafat dan spiritualitas paling berpengaruh di Asia Timur. Melalui karya monumentalnya, Dao De Jing, Laozi mengembangkan konsep tentang Dao (Jalan) dan De (Kebajikan) sebagai prinsip kosmologis dan etis yang menuntun harmoni antara manusia, alam, dan tatanan semesta.

Biografi Laozi

Informasi historis mengenai Laozi masih diselimuti legenda. Ia diyakini hidup pada abad ke-6 SM, sezaman atau sedikit lebih tua dari Konfusius. Nama “Laozi” sendiri berarti “Guru Tua”, yang mencerminkan penghormatan terhadap kebijaksanaan dan kedewasaannya. Menurut catatan dalam Shiji karya Sima Qian, Laozi lahir di Negara Chu dan bekerja sebagai penjaga arsip di istana Dinasti Zhou.

Sebagai penjaga perpustakaan kerajaan, ia memiliki akses luas terhadap teks-teks kuno, yang memengaruhi pandangan metafisis dan moralnya. Namun, kecewa terhadap kemerosotan moral dan politik pada masa itu, Laozi memilih meninggalkan kehidupan istana dan menjalani kehidupan sebagai pertapa.

Legenda mengatakan bahwa sebelum ia pergi menuju barat, seorang penjaga gerbang bernama Yinxi memintanya menuliskan kebijaksanaan hidup. Laozi kemudian menulis lima ribu aksara, yang menjadi Dao De Jing—teks dasar dari seluruh tradisi Daoisme.

Laozi tidak meninggalkan banyak catatan biografis lain, namun pengaruhnya melampaui batas waktu. Pemikirannya menjadi dasar bagi banyak cabang filsafat dan spiritualitas Timur, termasuk Neo-Daoisme, Buddhisme Chan (Zen), dan teori politik Cina klasik.

Orang lain juga membaca :  Epicurus

Konsep-Konsep Utama

Dao — Jalan

Konsep Dao adalah inti dari seluruh ajaran Laozi. Dao tidak hanya berarti “jalan” dalam arti moral, tetapi juga prinsip ontologis tertinggi yang mendasari segala sesuatu. Dao bersifat abadi, tidak berbentuk, dan tidak dapat diungkapkan secara tuntas melalui bahasa.

Dao ke dao fei chang dao; ming ke ming fei chang ming. (Dao De Jing, bab 1, hlm. 1)

Ungkapan ini berarti: Jalan yang dapat dijelaskan bukanlah Jalan yang kekal; nama yang dapat disebut bukanlah nama yang abadi. Laozi ingin menunjukkan bahwa Dao adalah realitas transenden yang mendasari seluruh keberadaan, namun tak bisa direduksi oleh konsep-konsep manusia.

Bagi Laozi, mengikuti Dao berarti hidup selaras dengan tatanan alamiah (ziran), tanpa memaksakan kehendak atau mengganggu keseimbangan kosmik. Dengan demikian, manusia yang bijak tidak melawan arus kehidupan, melainkan menyesuaikan diri dengannya.

Wu wei — Tanpa Bertindak (Tindakan Tanpa Pemaksaan)

Prinsip wu wei merupakan panduan etika utama dalam Dao De Jing. Artinya bukan “tidak bertindak sama sekali”, tetapi bertindak tanpa paksaan, tanpa ambisi pribadi, dan sejalan dengan ritme alam.

Wu wei er wu bu wei. (Dao De Jing, bab 48, hlm. 72)

Maknanya: Dengan tidak bertindak (dalam pengertian memaksa), tidak ada yang tidak tercapai. Prinsip ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan sejati terletak pada kesederhanaan dan spontanitas, bukan pada upaya manipulatif untuk mengendalikan dunia.

Wu wei juga memiliki makna politik: seorang pemimpin ideal tidak memerintah dengan kekerasan atau kontrol ketat, melainkan dengan ketenangan dan kehadiran yang selaras dengan Dao. Pemerintahan terbaik adalah yang hampir tidak terasa, karena rakyatnya hidup dalam harmoni alami.

Orang lain juga membaca :  Zeno dari Citium

De — Kebajikan atau Kekuatan Dalam

De dalam ajaran Laozi tidak identik dengan moralitas konvensional, melainkan kekuatan batin yang muncul dari keselarasan dengan Dao. De adalah manifestasi Dao dalam individu maupun alam semesta.

Shang de wu wei er wu yi wei; xia de wei er you yi wei. (Dao De Jing, bab 38, hlm. 204)

Artinya: Kebajikan tertinggi tidak bertindak dan tidak memiliki maksud untuk bertindak; kebajikan rendah bertindak dan memiliki maksud untuk bertindak. Melalui De, Laozi mengajarkan bahwa kebaikan sejati bersifat alami dan tanpa pamrih, bukan hasil usaha egois untuk dianggap baik.

Konsep De juga menggambarkan kekuatan tak terlihat yang memelihara kehidupan. Dengan memahami De, seseorang menjadi “orang suci” (sheng ren), yang hidupnya memancarkan ketenangan dan kebijaksanaan tanpa mengajarkan secara verbal.

Dalam Konteks Lain

Filsafat Alam dan Kosmologi

Laozi memandang alam semesta sebagai sistem dinamis yang selalu berubah namun tetap harmonis. Dao adalah sumber dari segala perubahan, sementara Wu (ketiadaan) adalah prinsip asal yang memungkinkan keberadaan muncul.

Wan wu zhi sheng yu you; you sheng yu wu. (Dao De Jing, bab 40, hlm. 226)

Artinya: Segala sesuatu di dunia berasal dari keberadaan, dan keberadaan berasal dari ketiadaan. Dengan ini, Laozi menggambarkan realitas sebagai proses emanasi kosmis di mana Wu (ketiadaan) melahirkan You (ada).

Pemikiran ini memberikan dasar metafisika bagi pandangan non-dualistik Tiongkok, yang berbeda dari metafisika Barat yang sering membedakan tajam antara “ada” dan “tiada”.

Etika dan Politik Daoistik

Dalam bidang etika dan politik, Laozi menentang hukum dan aturan yang berlebihan. Ia menganggap bahwa semakin banyak hukum dibuat, semakin jauh manusia dari Dao.

Fa duo zhang; dao yu po. (Dao De Jing, bab 57, hlm. 304)

Artinya: Semakin banyak hukum dan larangan, semakin miskin rakyat dan semakin kacau negara. Bagi Laozi, pemimpin sejati adalah yang memimpin dengan keteladanan batin dan keheningan, bukan dengan paksaan eksternal.

Orang lain juga membaca :  Karl-Otto Apel

Konsep ini memberi dasar bagi teori pemerintahan Daoistik yang menekankan kesederhanaan, non-intervensi, dan keseimbangan alami.

Kesimpulan

Laozi adalah filsuf yang menempatkan harmoni dengan alam sebagai pusat keberadaan manusia. Melalui konsep Dao, Wu wei, dan De, ia membangun sistem pemikiran yang menolak dualisme, mengajarkan keseimbangan antara tindakan dan ketenangan, serta menunjukkan bahwa kebijaksanaan sejati lahir dari keheningan batin. Pengaruhnya melampaui batas geografis dan budaya, menjadikan Dao De Jing sebagai salah satu karya paling universal dalam sejarah filsafat dunia.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa makna Dao menurut Laozi?

Dao adalah prinsip universal yang mengatur dan menembus segala hal, sumber dari keberadaan dan ketiadaan, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya dengan kata-kata.

Bagaimana menerapkan Wu wei dalam kehidupan modern?

Dengan bertindak alami, tidak memaksakan kehendak, dan mengikuti aliran keadaan tanpa kehilangan kesadaran diri.

Apakah De berarti moralitas?

Tidak secara langsung; De adalah kebajikan alami yang muncul dari keselarasan batin dengan Dao, bukan moralitas buatan.

Referensi

  • Laozi. (2003). Dao De Jing (terj. D. C. Lau). London: Penguin Classics.
  • Ames, R. T., & Hall, D. L. (2003). Dao De Jing: Making This Life Significant. New York: Ballantine Books.
  • Kohn, L. (1992). Early Chinese Mysticism: Philosophy and Soteriology in the Taoist Tradition. Princeton: Princeton University Press.
  • Graham, A. C. (1989). Disputers of the Tao: Philosophical Argument in Ancient China. La Salle: Open Court.
  • Chan, W.-T. (1963). A Source Book in Chinese Philosophy. Princeton: Princeton University Press.
  • Ivanhoe, P. J. (2002). The Daodejing of Laozi. Indianapolis: Hackett Publishing.

Dukung berbagai Project Raymond Kelvin Nando kedepannya


Citation


Previous Article

Kitarō Nishida

Next Article

Leon Battista Alberti