Raymond Kelvin Nando — Jeremy Bentham adalah seorang filsuf, ahli hukum, dan reformis sosial asal Inggris yang dikenal sebagai perintis utama aliran utilitarianisme. Dengan menekankan prinsip kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak, Bentham mengembangkan teori moral dan politik yang berpengaruh besar dalam filsafat modern, hukum, dan kebijakan sosial.
Daftar Isi
Biografi Jeremy Bentham
Jeremy Bentham lahir pada 15 Februari 1748 di London, Inggris. Ia berasal dari keluarga makmur, sehingga mendapat pendidikan klasik sejak dini. Bentham dikenal sebagai anak ajaib; pada usia tiga tahun ia sudah membaca karya-karya berbahasa Latin dan Yunani.
Ia kemudian menempuh pendidikan di Queen’s College, Oxford, dan dilatih sebagai pengacara di Lincoln’s Inn. Namun, Bentham merasa hukum Inggris pada masanya penuh kekacauan dan ketidakadilan, sehingga ia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya pada reformasi hukum.
Karya pertamanya, A Fragment on Government (1776), mengkritik doktrin hukum alam dan mendukung hukum positif berdasarkan prinsip utilitas. Tulisan ini menjadi titik awal karier intelektualnya sebagai kritikus sistem hukum tradisional.
Sepanjang hidupnya, Bentham terlibat dalam berbagai proyek reformasi, mulai dari hukum pidana, sistem penjara, hak-hak politik, hingga kebebasan ekonomi. Ia juga merancang konsep Panopticon, sebuah model penjara dengan pengawasan total.
Bentham wafat pada 6 Juni 1832 di London. Sesuai wasiatnya, tubuhnya diawetkan dan dipajang di University College London, yang hingga kini dikenal sebagai auto-icon.
Konsep-Konsep Utama
Principle of Utility (Prinsip Utilitas)
Dalam karyanya, Bentham menulis:
“It is the greatest happiness of the greatest number that is the measure of right and wrong.” — “Kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar adalah ukuran benar dan salah.” (An Introduction to the Principles of Morals and Legislation, 1789, hlm. 14)
Prinsip ini menjadi dasar utilitarianisme. Bagi Bentham, tindakan dinilai benar atau salah bukan berdasarkan niat, melainkan pada konsekuensi yang ditimbulkannya. Tujuan moral adalah memaksimalkan kebahagiaan (pleasure) dan meminimalkan penderitaan (pain).
Dengan kerangka ini, Bentham menolak hukum atau kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang, karena yang terpenting adalah manfaat kolektif.
Hedonic Calculus (Kalkulus Hedonis)
Bentham berusaha membuat prinsip utilitas lebih ilmiah dengan mengembangkan hedonic calculus, yaitu metode untuk mengukur kesenangan dan penderitaan. Ia menilai intensitas, durasi, kepastian, dan konsekuensi suatu tindakan dalam menghasilkan kebahagiaan.
Meskipun metode ini kemudian dikritik karena terlalu mekanistik, konsepnya menjadi fondasi bagi analisis rasional dalam etika dan kebijakan publik.
Panopticon (Model Pengawasan)
Dalam proyek reformasi penjaranya, Bentham menulis:
“A new mode of obtaining power of mind over mind, in a quantity hitherto without example.” — “Sebuah cara baru untuk memperoleh kekuasaan atas pikiran dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya.” (Panopticon Writings, 1791, hlm. 23)
Panopticon adalah rancangan penjara berbentuk lingkaran dengan menara pengawas di tengah, memungkinkan pengawasan total terhadap narapidana. Walau kontroversial, konsep ini menjadi simbol bagi teori pengawasan sosial modern.
Dalam Konteks Lain
Filsafat Politik dan Hukum
Bentham menolak doktrin hak kodrati yang diyakini banyak filsuf pada masanya. Menurutnya, hak hanya sah jika diciptakan oleh hukum positif dan sesuai dengan prinsip utilitas. Dengan demikian, ia dianggap sebagai pelopor positivisme hukum.
Pemikirannya tentang reformasi hukum sangat berpengaruh dalam pembentukan sistem hukum modern, termasuk kodifikasi hukum di berbagai negara.
Ekonomi dan Sosial
Bentham juga mendukung kebebasan pasar, kebebasan berbicara, serta reformasi politik seperti perluasan hak pilih. Dalam ekonomi, ia menentang monopoli dan mendukung kebijakan yang menguntungkan kesejahteraan publik secara luas.
Kesimpulan
Jeremy Bentham adalah pemikir revolusioner yang menggabungkan filsafat moral, hukum, dan politik dalam kerangka utilitarianisme. Dengan prinsip kebahagiaan terbesar, kalkulus hedonis, dan gagasan reformisnya, Bentham meninggalkan warisan intelektual yang tetap relevan dalam etika terapan, hukum, dan kebijakan sosial hingga hari ini.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa prinsip utama utilitarianisme Bentham?
Bahwa tindakan benar jika memaksimalkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak.
Apa itu kalkulus hedonis?
Sebuah metode yang digunakan Bentham untuk mengukur kesenangan dan penderitaan dari suatu tindakan.
Mengapa Panopticon penting dalam sejarah filsafat?
Karena ia memperkenalkan model pengawasan sosial yang kemudian menjadi inspirasi dalam teori sosial modern.
Referensi
- Bentham, J. (1776). A Fragment on Government. London: T. Payne.
- Bentham, J. (1789). An Introduction to the Principles of Morals and Legislation. London: T. Payne.
- Bentham, J. (1791). Panopticon Writings. London: Thomas Byrne.
- Burns, J. H., & Hart, H. L. A. (Eds.). (1982). A Comment on the Commentaries and A Fragment on Government. London: Athlone Press.
- Dinwiddy, J. R. (1989). Bentham: Selected Writings of John Dinwiddy. Stanford: Stanford University Press.
- Crimmins, J. E. (2011). Utilitarian Philosophy and Politics: Bentham’s Later Years. London: Continuum.