Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
No Result
View All Result
Home Filsuf

Jean-Paul Sartre

Raymond Kelvin Nando by Raymond Kelvin Nando
September 30, 2025
in Filsuf
Reading Time: 14 mins read
0

Raymond Kelvin Nando — Jean-Paul Sartre adalah filsuf Prancis abad ke-20 yang dikenal sebagai tokoh sentral eksistensialisme dan pemikir radikal dalam filsafat kebebasan. Melalui karya-karyanya, Sartre menekankan tanggung jawab individu, absurditas kehidupan, dan penolakan terhadap determinisme metafisis. Ia juga berperan penting dalam dunia sastra, politik, dan budaya intelektual Eropa.

Daftar Isi

  • Biografi Jean-Paul Sartre
    • Artikel Terkait
    • John Stuart Mill
    • Joseph Butler
    • Joseph de Maistre
  • Konsep-Konsep Utama
    • L’Être et le Néant (Ada dan Ketiadaan)
    • La Nausée (Mual)
    • L’enfer, c’est les autres (Neraka adalah orang lain)
  • Dalam Konteks Lain
    • Filsafat Politik
    • Filsafat Sastra
  • Kesimpulan
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
    • Apa makna “eksistensi mendahului esensi” menurut Sartre?
    • Mengapa Sartre menolak Hadiah Nobel Sastra?
    • Apa arti ungkapan “Neraka adalah orang lain”?
  • Referensi

Biografi Jean-Paul Sartre

Jean-Paul Sartre lahir pada 21 Juni 1905 di Paris, Prancis. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi, dan Sartre dibesarkan oleh ibunya serta kakek dari pihak ibu. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap membaca dan filsafat.

Sartre belajar di École Normale Supérieure, salah satu institusi paling prestisius di Prancis, di mana ia bertemu dengan Simone de Beauvoir, yang menjadi pasangan hidup dan intelektualnya sepanjang hayat.

Pada masa Perang Dunia II, Sartre ditawan sebagai prajurit tetapi kemudian dibebaskan. Pengalaman perang dan pendudukan Nazi di Prancis memperkuat pandangannya tentang kebebasan, perlawanan, dan tanggung jawab moral.

Setelah perang, Sartre menjadi figur publik yang sangat berpengaruh. Ia menulis karya-karya penting seperti L’Être et le Néant (1943), La Nausée (1938), dan naskah drama eksistensialis. Pada tahun 1964, ia menolak Hadiah Nobel Sastra karena menganggap penghargaan itu akan membatasi kebebasannya.

Artikel Terkait

John Stuart Mill

Joseph Butler

Joseph de Maistre

Jean-Paul Sartre wafat pada 15 April 1980 di Paris. Pemakamannya dihadiri ribuan orang, menandakan pengaruh besar pemikirannya bagi masyarakat Prancis dan dunia.

Konsep-Konsep Utama

L’Être et le Néant (Ada dan Ketiadaan)

Dalam karyanya, Sartre menulis:

“L’existence précède l’essence.” — “Eksistensi mendahului esensi.” (L’Être et le Néant, 1943, hlm. 26)

Ungkapan ini menjadi pilar utama eksistensialisme. Sartre menolak gagasan bahwa manusia memiliki hakikat tetap yang telah ditentukan. Sebaliknya, manusia pertama-tama ada, lalu membentuk dirinya melalui pilihan dan tindakan.

Bagi Sartre, kebebasan ini adalah anugerah sekaligus beban. Setiap individu harus bertanggung jawab penuh atas apa yang ia pilih, tanpa dapat bersembunyi di balik takdir atau dogma.

La Nausée (Mual)

Dalam novel La Nausée, Sartre menggambarkan absurditas eksistensi:

“L’existence est sans raison, sans cause et sans nécessité.” — “Eksistensi itu tanpa alasan, tanpa sebab, dan tanpa keharusan.” (La Nausée, 1938, hlm. 178)

Momen “mual” adalah kesadaran mendalam tentang ketidakbermaknaan dunia. Namun, kesadaran ini sekaligus membuka ruang bagi kebebasan radikal: manusia bebas memberi makna pada hidupnya sendiri.

L’enfer, c’est les autres (Neraka adalah orang lain)

Ungkapan terkenal dari drama Huis clos (1944):

“L’enfer, c’est les autres.” — “Neraka adalah orang lain.” (Huis clos, 1944, hlm. 93)

Kalimat ini sering disalahpahami. Sartre tidak menolak hubungan sosial, melainkan menekankan bagaimana pandangan orang lain dapat membekukan kita dalam peran yang tidak kita pilih. Dengan demikian, interaksi manusia penuh dengan ketegangan antara kebebasan diri dan persepsi eksternal.

Dalam Konteks Lain

Filsafat Politik

Sartre adalah seorang intelektual publik yang aktif dalam politik. Ia mendukung berbagai gerakan kiri radikal, menentang kolonialisme Prancis di Aljazair, dan bersolidaritas dengan kaum tertindas.

Pemikirannya memperluas eksistensialisme ke ranah sosial, menegaskan bahwa kebebasan individu tidak dapat dipisahkan dari struktur sosial dan ekonomi.

Filsafat Sastra

Selain filsafat murni, Sartre juga berkontribusi pada teori sastra melalui Qu’est-ce que la littérature? (1947). Menurutnya, karya sastra adalah tindakan kebebasan yang memikul tanggung jawab etis. Sastra tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sarana untuk mengubah dunia.

Kesimpulan

Jean-Paul Sartre adalah salah satu filsuf terbesar abad ke-20 yang menyatukan filsafat, sastra, dan politik. Melalui gagasannya tentang kebebasan, tanggung jawab, dan absurditas, Sartre membentuk paradigma baru dalam filsafat modern. Warisannya tetap hidup dalam diskursus filsafat eksistensialis, teori sastra, dan pemikiran politik radikal.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa makna “eksistensi mendahului esensi” menurut Sartre?

Bahwa manusia tidak memiliki hakikat tetap; ia membentuk dirinya melalui kebebasan dan pilihan.

Mengapa Sartre menolak Hadiah Nobel Sastra?

Karena ia menolak segala bentuk institusionalisasi yang menurutnya bisa membatasi kebebasan.

Apa arti ungkapan “Neraka adalah orang lain”?

Ungkapan ini menekankan bagaimana pandangan orang lain dapat membatasi kebebasan kita, bukan penolakan terhadap hubungan sosial.

Referensi

  • Sartre, J.-P. (1938). La Nausée. Paris: Gallimard.
  • Sartre, J.-P. (1943). L’Être et le Néant. Paris: Gallimard.
  • Sartre, J.-P. (1944). Huis clos. Paris: Gallimard.
  • Sartre, J.-P. (1947). Qu’est-ce que la littérature? Paris: Gallimard.
  • Flynn, T. (2006). Existentialism: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.
  • Moran, D. (2000). Introduction to Phenomenology. London: Routledge.
Tags: Ada dan Ketiadaanc’est les autresfilsafat politikFilsafat Sastrafilsuf PrancisJean-Paul SartreL’enferL’Être et le NéantLa NauséeMualNeraka adalah orang lain
Raymond Kelvin Nando

Raymond Kelvin Nando

Akademisi dari Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Kota Pontianak, Indonesia.

  • Tentang Saya
  • Contact
  • Privacy Policy

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved