Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
No Result
View All Result
Home Filsuf

Ibn Gabirol (Avicebron)

Raymond Kelvin Nando by Raymond Kelvin Nando
September 24, 2025
in Filsuf
Reading Time: 14 mins read
0

Raymond Kelvin Nando, Pontianak — Ibn Gabirol, yang dikenal di dunia Latin sebagai Avicebron, adalah seorang filsuf Yahudi dari al-Andalus pada abad ke-11. Ia dikenal karena filsafat neoplatonisnya yang memadukan tradisi Yahudi, Yunani, dan Arab. Karyanya yang paling berpengaruh, Fons Vitae (Mekor Hayyim / Sumber Kehidupan), banyak memengaruhi filsafat skolastik Kristen, khususnya dalam konsep universal hylomorphism.

Daftar Isi

  • Biografi Ibn Gabirol (Avicebron)
    • Artikel Terkait
    • John Stuart Mill
    • Joseph Butler
    • Joseph de Maistre
  • Konsep-Konsep Utama
    • Fons Vitae Sumber Kehidupan
    • Konsep Emanasi
  • Dalam Konteks Lain
    • Filsafat Jiwa dan Etika
    • Pengaruh pada Filsafat Skolastik
  • Kesimpulan
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
    • Apa karya utama Ibn Gabirol?
    • Mengapa ia disebut Avicebron di Barat?
    • Apa doktrin utama filsafatnya?
  • Referensi

Biografi Ibn Gabirol (Avicebron)

Ibn Gabirol lahir sekitar tahun 1021 di Málaga, Andalusia, dalam keluarga Yahudi yang berpindah dari Córdoba akibat pergolakan politik. Nama lengkapnya adalah Shlomo ben Yehuda Ibn Gabirol. Ia sejak kecil menunjukkan bakat dalam puisi dan filsafat, bahkan sebelum usia 20 tahun ia sudah menulis karya-karya penting.

Pada masa mudanya, ia berpindah ke Zaragoza, pusat intelektual Yahudi dan Islam di Andalusia. Di sana, ia memperoleh pendidikan mendalam dalam filsafat, teologi Yahudi, dan ilmu-ilmu rasional.

Selain seorang filsuf, Ibn Gabirol juga dikenal sebagai penyair besar Ibrani abad pertengahan. Puisinya yang berjudul Keter Malkhut (Mahkota Kerajaan) dianggap sebagai salah satu karya spiritual terbesar dalam sastra Yahudi.

Meski hidupnya relatif singkat—ia meninggal pada tahun 1058 di Valencia—pemikirannya meninggalkan pengaruh besar, terutama melalui penerjemahan karyanya Fons Vitae ke dalam bahasa Latin oleh Dominicus Gundissalinus di Toledo pada abad ke-12.

Artikel Terkait

John Stuart Mill

Joseph Butler

Joseph de Maistre

Konsep-Konsep Utama

Fons Vitae Sumber Kehidupan

Ibn Gabirol menulis dalam Fons Vitae:

“Omnia composita sunt ex materia et forma.” — “Segala sesuatu tersusun dari materi dan bentuk.” (Fons Vitae, 11th c., I.10, hlm. 36)

Pernyataan ini menjadi dasar doktrinnya yang terkenal, yaitu universal hylomorphism. Ibn Gabirol berpendapat bahwa tidak hanya benda fisik, tetapi juga substansi spiritual seperti jiwa dan intelek, tersusun dari materia dan forma.

Dengan demikian, struktur kosmos menurutnya adalah hierarki emanasi dari Tuhan, di mana segala sesuatu, baik material maupun spiritual, memiliki komposisi dasar yang sama. Ini berbeda dari Aristoteles, yang membatasi hylomorphism pada benda fisik saja.

Konsep Emanasi

Dalam Fons Vitae, ia juga menguraikan gagasan emanasi:

“Ex Uno emanat universum.” — “Dari Yang Esa memancar seluruh alam semesta.” (Fons Vitae, 11th c., II.2, hlm. 78)

Bagi Ibn Gabirol, Tuhan adalah sumber mutlak yang transenden. Dari-Nya memancar bentuk-bentuk dan substansi yang membentuk realitas. Namun, Tuhan tetap sepenuhnya transenden dan tidak dapat dicapai secara langsung.

Dengan ini, ia menggabungkan unsur Neoplatonis dengan monoteisme Yahudi, sehingga menghadirkan filsafat metafisika yang kaya akan dimensi religius.

Dalam Konteks Lain

Filsafat Jiwa dan Etika

Ibn Gabirol berpendapat bahwa jiwa manusia adalah entitas spiritual yang juga terdiri dari materi dan bentuk. Jiwa memperoleh kesempurnaan melalui kontemplasi dan penyucian moral, hingga akhirnya dapat mendekat kepada Tuhan.

Dalam Fons Vitae, ia menulis:

“Ad Deum ascenditur per cognitionem et purgationem.” — “Menuju Tuhan dicapai melalui pengetahuan dan penyucian.” (Fons Vitae, 11th c., V.42, hlm. 312)

Hal ini menunjukkan bahwa filsafat tidak hanya bersifat teoritis, melainkan juga praktis dalam menunjang etika dan spiritualitas.

Pengaruh pada Filsafat Skolastik

Pemikiran Ibn Gabirol sangat berpengaruh dalam filsafat skolastik Kristen, terutama melalui penerjemahan Latin karyanya. Gagasannya tentang universal hylomorphism banyak diperdebatkan oleh filsuf-filsuf skolastik seperti Thomas Aquinas, Albertus Magnus, dan Duns Scotus.

Meskipun Aquinas menolak pandangan Ibn Gabirol, idenya tetap memberi dampak signifikan dalam diskursus metafisika Eropa abad pertengahan.

Kesimpulan

Ibn Gabirol (Avicebron) adalah seorang filsuf Yahudi Andalusia yang memperkenalkan doktrin universal hylomorphism serta mengembangkan kosmologi emanasi. Melalui Fons Vitae, ia memberikan sumbangan besar pada filsafat Islam, Yahudi, dan Kristen. Pemikirannya menunjukkan bahwa filsafat dapat menjembatani batas agama dan budaya.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa karya utama Ibn Gabirol?

Karya utamanya adalah Fons Vitae (Sumber Kehidupan), sebuah risalah filsafat neoplatonis.

Mengapa ia disebut Avicebron di Barat?

Nama Avicebron berasal dari latinisasi nama Arab-Ibrani Ibn Gabirol oleh para penerjemah Latin.

Apa doktrin utama filsafatnya?

Doktrinnya adalah universal hylomorphism, yaitu bahwa semua entitas, termasuk substansi spiritual, terdiri dari materi dan bentuk.

Referensi

  • Ibn Gabirol. (1892). Fons Vitae. Edited by Clemens Baeumker. Münster: Aschendorff.
  • Altmann, A., & Stern, S. M. (1958). Isaac Israeli: A Neoplatonic Philosopher of the Early Tenth Century. Oxford: Oxford University Press.
  • Sirat, C. (1985). A History of Jewish Philosophy in the Middle Ages. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Davidson, H. A. (1987). Proofs for Eternity, Creation and the Existence of God in Medieval Islamic and Jewish Philosophy. Oxford: Oxford University Press.
  • Wolfson, H. A. (1962). Crescas’ Critique of Aristotle: Problems of Aristotle’s Physics in Jewish and Arabic Philosophy. Cambridge, MA: Harvard University Press.
  • Goodman, L. E. (1992). Jewish and Islamic Philosophy: Crosspollinations in the Classic Age. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Tags: AvicebronFilsafat Jiwa dan Etikafilsuf AndalusiaFons VitaeIbn GabirolKonsep EmanasiPengaruh pada Filsafat SkolastikSumber KehidupanUniversal Hylomorphism
Raymond Kelvin Nando

Raymond Kelvin Nando

Akademisi dari Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Kota Pontianak, Indonesia.

  • Tentang Saya
  • Contact
  • Privacy Policy

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved