Raymond Kelvin Nando, Pontianak — Buku Skizoanalisis karya Gilles Deleuze merupakan salah satu pintu masuk penting untuk memahami arah pemikiran radikal yang dikembangkan oleh Deleuze bersama Félix Guattari. Skizoanalisis adalah sebuah metode kritis sekaligus praksis yang lahir sebagai respon atas dominasi psikoanalisis Freudian, yang dianggap terlalu terjebak dalam struktur keluarga dan konsep represif mengenai hasrat. Dalam karya ini, Deleuze mengajak pembaca untuk melihat hasrat bukan sebagai kekurangan atau sesuatu yang perlu ditekan, melainkan sebagai kekuatan produktif yang dapat menciptakan realitas sosial, politik, dan budaya baru.
Skizoanalisis berusaha menyingkap bagaimana kekuatan hasrat bekerja dalam kehidupan manusia dan struktur sosial. Deleuze menolak gagasan bahwa hasrat harus dipahami hanya dalam kerangka Oedipus—ayah, ibu, anak—sebagaimana dalam psikoanalisis tradisional. Sebaliknya, ia menunjukkan bahwa hasrat adalah kekuatan kreatif yang mengalir bebas, membentuk jaringan, aliansi, dan pertemuan yang tak terbatas. Dengan cara ini, skizoanalisis menjadi alat untuk membongkar struktur penindasan yang membatasi imajinasi manusia, baik dalam keluarga, negara, maupun institusi kapitalis.
Buku Skizoanalisis juga memperlihatkan bagaimana pemikiran Deleuze bergerak melampaui filsafat murni menuju wilayah interdisipliner. Ia menggabungkan filsafat, psikiatri, politik, dan seni untuk membangun kerangka baru dalam memahami subjek manusia. Di sini, skizofrenia dipandang bukan hanya sebagai gangguan klinis, melainkan sebagai metafora kritis yang menyingkap potensi pembebasan. Skizofrenia, dalam pandangan Deleuze, adalah figur yang menolak keteraturan kaku dan membuka ruang bagi cara berpikir yang lebih cair serta kreatif.
Lebih jauh, skizoanalisis menawarkan kritik tajam terhadap kapitalisme. Menurut Deleuze, kapitalisme memiliki kemampuan unik untuk memproduksi dan mengalirkan hasrat, namun sekaligus mengendalikannya dengan cara-cara baru. Sistem kapitalis menyalurkan energi kreatif manusia ke dalam produksi, konsumsi, dan komodifikasi, sambil menundukkan individu pada logika pasar. Dengan demikian, skizoanalisis berfungsi sebagai metode untuk memahami kontradiksi kapitalisme: ia membuka kebebasan sekaligus menciptakan bentuk penindasan baru.
Kekuatan utama karya ini terletak pada dorongan untuk berpikir di luar kategori-kategori mapan. Deleuze menolak pendekatan yang linear, biner, atau hierarkis. Alih-alih, ia mendorong pembaca untuk membayangkan dunia sebagai rangkaian aliran, koneksi, dan potensi yang selalu berubah. Skizoanalisis mengajak kita untuk membongkar cara berpikir yang mengekang dan menggantinya dengan proses penciptaan terus-menerus.
Skizoanalisis bukanlah bacaan yang mudah. Gaya bahasa Deleuze penuh dengan istilah konseptual dan metafora filosofis yang menuntut kesabaran. Namun, justru di situlah letak kekuatannya. Buku ini tidak hanya memberikan analisis, melainkan juga latihan berpikir—sebuah tantangan intelektual untuk melihat dunia secara berbeda. Bagi mahasiswa filsafat, peneliti sosial, maupun aktivis politik, karya ini menjadi rujukan penting dalam memahami kritik kontemporer terhadap psikoanalisis, kapitalisme, dan konsep tradisional tentang subjek.
Secara keseluruhan, Skizoanalisis adalah undangan untuk berpikir bebas, mengalir bersama hasrat, dan membongkar struktur yang membatasi kebebasan manusia. Ia memperlihatkan bagaimana filsafat dapat menjadi alat untuk memahami dan sekaligus mentransformasi realitas sosial. Dengan membaca karya ini, pembaca diajak untuk menyelami pemikiran Deleuze yang kompleks namun membebaskan, sebuah usaha untuk membangun dunia di mana kreativitas dan kebebasan dapat berkembang tanpa batas.
Download Koleksi Ebooks Lainnya disini