Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
No Result
View All Result
Home Filsuf

Empedocles

Raymond Kelvin Nando by Raymond Kelvin Nando
September 19, 2025
in Filsuf
Reading Time: 25 mins read
0

Raymond Kelvin Nando, Pontianak — Empedocles adalah seorang filsuf pra-Sokratik dari Sicilia yang terkenal karena teorinya mengenai empat unsur dasar: tanah, air, udara, dan api. Ia memandang realitas sebagai kombinasi dinamis dari unsur-unsur tersebut yang dipengaruhi oleh dua kekuatan kosmis: Cinta (Philia) dan Benci (Neikos).

Daftar Isi

  • Biografi Empedocles
    • Artikel Terkait
    • John Stuart Mill
    • Joseph Butler
    • Joseph de Maistre
  • Konsep-Konsep Utama
    • Empat Unsur (Rhizomata)
    • Kekuatan Kosmis: Philia dan Neikos
    • Pandangan tentang Jiwa dan Reinkarnasi
    • Kosmologi Siklis
    • Etika dan Kesucian
    • Manusia sebagai Bagian Kosmos
    • Peran sebagai Penyair dan Filsuf
  • Dalam Konteks Lain
    • Dalam Tradisi Kosmologi Pra-Sokratik
    • Dalam Filsafat Alam Kuno
    • Dalam Tradisi Mistis dan Religius
    • Dalam Puisi dan Sastra
  • Kesimpulan
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
    • Apa konsep utama Empedocles?
    • Bagaimana pandangan Empedocles tentang jiwa?
    • Mengapa Empedocles penting dalam sejarah filsafat?
  • Referensi

Biografi Empedocles

Empedocles lahir sekitar awal abad ke-5 SM di kota Akragas (sekarang Agrigento), sebuah polis Yunani di Sicilia. Ia berasal dari keluarga aristokrat yang kaya dan berpengaruh.

Meskipun memiliki latar belakang bangsawan, Empedocles dikenal sebagai tokoh politik populer yang menentang tirani. Ia mendukung pemerintahan demokratis dan memperjuangkan kebebasan rakyat di kota asalnya.

Selain sebagai filsuf, Empedocles juga dikenal sebagai penyair, tabib, dan mistikus. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi filosofis, yang berbeda dari gaya prosa filsuf Yunani lainnya. Dua karya puisinya yang paling terkenal adalah Peri Physeos (On Nature) dan Katharmoi (Purifications).

Empedocles juga dikaitkan dengan praktik penyembuhan dan legenda mistis. Ia digambarkan sebagai sosok yang memiliki kekuatan penyembuhan, bahkan diyakini oleh sebagian pengikutnya sebagai makhluk setengah ilahi.

Artikel Terkait

John Stuart Mill

Joseph Butler

Joseph de Maistre

Kematian Empedocles diliputi misteri. Beberapa tradisi mengatakan ia menghilang secara ajaib, sementara legenda populer menceritakan bahwa ia melompat ke kawah gunung berapi Etna untuk membuktikan keilahiannya, meskipun kisah ini sering dianggap mitos.

Konsep-Konsep Utama

Empat Unsur (Rhizomata)

Empedocles memperkenalkan gagasan bahwa semua benda di alam semesta tersusun dari empat unsur dasar: tanah, air, udara, dan api. Ia menyebutnya rhizomata atau “akar-akar” segala sesuatu.

Menurutnya, tidak ada penciptaan atau kehancuran mutlak; yang ada hanyalah pencampuran dan pemisahan unsur-unsur tersebut dalam berbagai proporsi.

Empedocles mengatakan:

“For it is not possible for anything to come into being from what is not, and it is impossible and unheard of that what is should perish.” (On Nature, fragm. 12, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menjelaskan bahwa realitas tidak muncul dari ketiadaan dan tidak lenyap menjadi ketiadaan, melainkan selalu tersusun dari kombinasi unsur-unsur abadi.

Kekuatan Kosmis: Philia dan Neikos

Empedocles menambahkan dimensi dinamis ke dalam filsafat alam dengan memperkenalkan dua kekuatan kosmis: Cinta (Philia) yang menyatukan, dan Benci (Neikos) yang memisahkan.

Dua kekuatan ini bekerja secara siklis, mengatur perpaduan dan perpecahan unsur-unsur dasar.

Empedocles mengatakan:

“Sometimes all the limbs united by Love grow to be one, and at other times again they are borne apart by the hatred of Strife.” (On Nature, fragm. 17, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menjelaskan bahwa dunia berada dalam siklus abadi antara kesatuan yang dikuasai oleh Cinta dan perpecahan yang dikuasai oleh Benci.

Pandangan tentang Jiwa dan Reinkarnasi

Empedocles meyakini bahwa jiwa manusia terjebak dalam siklus kelahiran kembali (metempsychosis). Jiwa dianggap sebagai makhluk ilahi yang jatuh ke dalam tubuh fana karena dosa, dan harus menjalani siklus reinkarnasi sebelum kembali ke kondisi murni.

Empedocles mengatakan:

“For I have already once been boy and girl, and bush and bird, and a dumb sea fish.” (Purifications, fragm. 117, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menjelaskan bahwa jiwa manusia pernah berinkarnasi dalam berbagai bentuk kehidupan, baik manusia maupun hewan, sebagai bagian dari perjalanan kosmis menuju pemurnian.

Kosmologi Siklis

Bagi Empedocles, alam semesta bergerak dalam siklus abadi, di mana unsur-unsur dasar senantiasa digabungkan oleh Cinta dan dipisahkan oleh Benci. Tidak ada awal atau akhir mutlak, hanya perputaran abadi.

Empedocles mengatakan:

“There is a coming together of all things into one by Love, and a parting of all things by Strife.” (On Nature, fragm. 26, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menegaskan bahwa kosmos adalah hasil dari permainan kekuatan Cinta dan Benci yang bekerja silih berganti tanpa akhir.

Etika dan Kesucian

Dalam karyanya Purifications, Empedocles mengajarkan kehidupan etis yang berfokus pada kesucian dan penghindaran kekerasan, terutama terhadap hewan. Ia melarang pengorbanan hewan karena meyakini adanya keterhubungan jiwa dalam semua makhluk hidup.

Empedocles mengatakan:

“Alas that pitiless day did not destroy me first, before I devised such monstrous deeds with my lips! Alas, that I did not perish before I fed on them with my mouth!” (Purifications, fragm. 137, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menekankan penyesalan atas kekerasan terhadap makhluk hidup, karena baginya tindakan semacam itu memperpanjang siklus penderitaan jiwa.

Manusia sebagai Bagian Kosmos

Empedocles menekankan keterkaitan manusia dengan alam semesta. Tubuh manusia tersusun dari keempat unsur, dan jiwa manusia tunduk pada hukum kosmis yang sama seperti alam.

Empedocles mengatakan:

“For by earth we see earth, by water water, by air bright air, and by fire consuming fire.” (On Nature, fragm. 109, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menjelaskan bahwa manusia mengenal realitas karena dirinya terdiri dari unsur yang sama dengan dunia, sehingga ada keterhubungan mendalam antara subjek dan objek pengetahuan.

Peran sebagai Penyair dan Filsuf

Karya-karya Empedocles ditulis dalam bentuk puisi daktilik heksameter. Hal ini menjadikannya unik di antara filsuf pra-Sokratik, karena ia menggabungkan filsafat, sains, agama, dan seni dalam bentuk yang puitis.

Empedocles mengatakan:

“Blessed is the man who has gained the riches of the divine mind, wretched is he whose belief about the gods is dark.” (Purifications, fragm. 132, Diels-Kranz 31B)

Empedocles menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati datang dari pengetahuan tentang yang ilahi, sementara kebodohan mengenai hal-hal ketuhanan membawa penderitaan.

Dalam Konteks Lain

Dalam Tradisi Kosmologi Pra-Sokratik

Empedocles merupakan tokoh penting yang menjembatani antara filsafat Herakleitos yang menekankan perubahan dan Parmenides yang menekankan keabadian. Ia menyatukan keduanya dengan teori empat unsur yang abadi namun dapat berubah kombinasi.

Aristoteles mengatakan:

“Empedocles says that there are four elements, and that they are eternal, but they change in mixture.” (Metaphysics, I.4, 985a)

Aristoteles menjelaskan bahwa Empedocles berusaha memadukan keabadian unsur dengan perubahan melalui konsep pencampuran.

Dalam Filsafat Alam Kuno

Teori Empedocles tentang empat unsur menjadi dasar bagi filsafat alam dan ilmu kedokteran kuno. Teori ini kemudian diadopsi oleh Hippokrates dan Galen dalam pemikiran tentang empat cairan tubuh (humors).

Galen mengatakan:

“The theory of Empedocles was the foundation upon which the doctrine of the four humors was built.” (On the Elements according to Hippocrates, II.3)

Galen menekankan pengaruh besar Empedocles dalam perkembangan teori medis klasik.

Dalam Tradisi Mistis dan Religius

Ajaran reinkarnasi Empedocles memiliki kemiripan dengan Pythagoreanisme. Ia mengajarkan bahwa jiwa harus disucikan melalui siklus kelahiran kembali.

Porphyry mengatakan:

“Empedocles followed the Pythagoreans in abstaining from animal food and in teaching transmigration of souls.” (On Abstinence from Animal Food, I.7)

Porphyry menjelaskan bahwa Empedocles melanjutkan tradisi Pythagoras dalam praktik vegetarianisme dan keyakinan reinkarnasi.

Dalam Puisi dan Sastra

Sebagai filsuf-penyair, Empedocles memberi pengaruh besar terhadap perkembangan sastra filosofis Yunani. Gaya puisinya menginspirasi banyak penyair klasik maupun modern.

Friedrich Nietzsche mengatakan:

“Empedocles is the tragic philosopher, the figure in whom philosophy and poetry unite most profoundly.” (The Birth of Tragedy, 1872, p. 92)

Nietzsche menekankan Empedocles sebagai sosok yang menyatukan filsafat dengan ekspresi tragis melalui puisi.

Kesimpulan

Empedocles adalah filsuf pra-Sokratik yang memperkenalkan teori empat unsur dan dua kekuatan kosmis sebagai dasar kosmologi. Ia juga mengajarkan doktrin reinkarnasi jiwa, etika kesucian, dan menulis dalam bentuk puisi filosofis. Pemikirannya memengaruhi filsafat, ilmu pengetahuan, kedokteran, dan tradisi mistis di dunia kuno.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa konsep utama Empedocles?

Konsep utamanya adalah teori empat unsur dasar (tanah, air, udara, api) yang diatur oleh Cinta dan Benci.

Bagaimana pandangan Empedocles tentang jiwa?

Ia percaya jiwa mengalami reinkarnasi dan harus disucikan dari dosa untuk kembali ke kondisi ilahi.

Mengapa Empedocles penting dalam sejarah filsafat?

Karena ia memadukan pandangan perubahan Herakleitos dan keabadian Parmenides melalui teori unsur.

Referensi

  • Barnes, J. (1982). The Presocratic Philosophers. London: Routledge.
  • Diels, H., & Kranz, W. (1952). Die Fragmente der Vorsokratiker. Berlin: Weidmann.
  • Graham, D. W. (2010). The Texts of Early Greek Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Kirk, G. S., Raven, J. E., & Schofield, M. (1983). The Presocratic Philosophers. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Long, A. A. (1999). The Cambridge Companion to Early Greek Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Nietzsche, F. (1872). The Birth of Tragedy. Leipzig: E.W. Fritzsch.
  • O’Brien, D. (1969). Empedocles’ Cosmic Cycle. Cambridge: Cambridge University Press.

Tags: Empedoclesetika kesucianfilsafat dan puisifilsuf pra-Sokratikkosmologi siklismistisisme Yunanipengaruh medis klasikPhilia dan Neikosreinkarnasiteori empat unsur
Raymond Kelvin Nando

Raymond Kelvin Nando

Akademisi dari Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Kota Pontianak, Indonesia.

  • Tentang Saya
  • Contact
  • Privacy Policy

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved