Anthony D. Smith

Raymond Kelvin Nando — Anthony D. Smith adalah seorang filsuf dan sosiolog asal Inggris yang dikenal luas karena kontribusinya terhadap teori nasionalisme dan identitas kolektif. Ia merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam kajian modern tentang bangsa dan kebangsaan, dengan pendekatan yang menggabungkan sejarah, antropologi, dan filsafat politik. Pemikiran Smith menekankan hubungan mendalam antara memori sejarah, simbol budaya, dan makna eksistensial dalam pembentukan identitas nasional.

Biografi Anthony D. Smith

Anthony David Smith lahir pada 23 September 1939 di London, Inggris. Ia menempuh pendidikan di Balliol College, Oxford, dan kemudian memperoleh gelar doktor di London School of Economics (LSE), di mana ia kemudian mengajar hingga akhir hayatnya. Smith tumbuh dalam konteks pasca-perang dunia, ketika pertanyaan tentang identitas nasional, etnisitas, dan modernitas menjadi pusat perhatian filsafat sosial dan politik.

Karier akademiknya dimulai dengan penelitian mengenai ide-ide politik modern dan sejarah nasionalisme. Ia menolak pandangan modernis ekstrem yang melihat bangsa sebagai konstruksi semata dari modernitas industri. Sebaliknya, Smith berargumen bahwa akar nasionalisme telah tertanam jauh di masa pra-modern, melalui simbol, mitos, dan memori kolektif.

Karya-karyanya yang terkenal antara lain The Ethnic Origins of Nations (1986), National Identity (1991), dan Myths and Memories of the Nation (1999). Melalui karya-karya ini, Smith membangun jembatan teoretis antara tradisi primordial dan konstruktivis dalam studi nasionalisme.

Orang lain juga membaca :  Martin Buber

Hingga wafatnya pada 19 Juli 2016, Anthony D. Smith tetap diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam pemikiran politik modern, yang menempatkan dimensi simbolik dan emosional bangsa sejajar dengan dimensi rasionalnya.

Konsep-Konsep Utama

Ethno-symbolism (Etnosimbolisme)

Konsep sentral dalam pemikiran Anthony D. Smith adalah ethno-symbolism, yaitu pendekatan yang menekankan peran simbol, mitos, dan memori kolektif dalam pembentukan bangsa. Berbeda dengan teori modernis seperti Ernest Gellner dan Benedict Anderson, Smith berargumen bahwa identitas nasional tidak bisa dijelaskan hanya melalui struktur ekonomi atau institusi politik modern.

Smith mengatakan dalam bukunya The Ethnic Origins of Nations:

Nations are not simply modern constructs but are rooted in pre-modern ethnic communities, their myths, memories, and symbols. (The Ethnic Origins of Nations, 1986, hlm. 15)

Kutipan ini menegaskan bahwa bangsa memiliki akar historis yang mendalam. Menurut Smith, etnisitas dan simbol kolektif berfungsi sebagai repository makna yang menghubungkan individu dengan narasi leluhur mereka. Mitos dan simbol nasional, seperti pahlawan, tanah air, dan bahasa, berperan membentuk imajinasi kolektif yang menopang kohesi sosial.

Pemikiran ini menentang pandangan yang melihat nasionalisme hanya sebagai ideologi buatan elit modern. Sebaliknya, Smith menunjukkan bahwa nasionalisme memiliki basis emosional dan eksistensial — ia berakar dalam ethnie, yakni komunitas budaya yang memiliki nama, mitos asal, sejarah bersama, dan solidaritas.

Dengan demikian, ethno-symbolism menempatkan bangsa bukan sekadar proyek politik, melainkan fenomena kultural yang berakar dalam simbolisme dan memori kolektif manusia.

National Identity (Identitas Nasional)

Dalam karyanya National Identity (1991), Smith memperluas analisisnya dengan menekankan bahwa identitas nasional tidak hanya terdiri dari kesamaan politik, tetapi juga keterikatan emosional pada simbol dan sejarah bersama.

Orang lain juga membaca :  Lucian dari Samosata

Smith mengatakan dalam bukunya:

National identity provides a sense of continuity, a framework of meaning within which individuals locate themselves in history. (National Identity, 1991, hlm. 9)

Kutipan ini menyoroti fungsi identitas nasional sebagai struktur makna eksistensial. Manusia membutuhkan narasi untuk menafsirkan dirinya dalam konteks sejarah dan komunitas yang lebih besar. Identitas nasional menawarkan kesinambungan dan arah dalam dunia modern yang penuh ketidakpastian.

Smith juga menekankan pentingnya sacred foundations dari bangsa — unsur-unsur suci seperti mitos asal, tanah leluhur, dan pahlawan kolektif yang memberikan bangsa status transenden. Dalam pandangannya, nasionalisme modern adalah bentuk sekularisasi dari komitmen religius, di mana bangsa menggantikan Tuhan sebagai sumber makna tertinggi.

Dalam Konteks Lain

Filsafat Politik dan Budaya

Dalam konteks filsafat politik, Smith mengembangkan kritik terhadap pandangan liberal yang menekankan individu sebagai entitas otonom. Ia menegaskan bahwa manusia selalu hidup dalam konteks simbolik kolektif yang memberi makna pada eksistensinya.

Smith mengatakan dalam Myths and Memories of the Nation:

The nation is not a rational project but a cultural community of shared memories and myths that give people a sense of destiny. (Myths and Memories of the Nation, 1999, hlm. 56)

Kutipan ini menegaskan bahwa bangsa berfungsi sebagai medium eksistensial yang menghubungkan individu dengan sesuatu yang melampaui dirinya. Dalam hal ini, nasionalisme tidak dapat direduksi menjadi kepentingan politik atau ekonomi, melainkan merupakan ekspresi kerinduan akan makna dan kesinambungan sejarah.

Dalam filsafat budaya, pemikiran Smith juga membuka wacana baru tentang bagaimana simbol dan narasi membentuk realitas sosial. Ia menunjukkan bahwa mitos dan memori bukanlah sekadar warisan masa lalu, melainkan kekuatan aktif yang membentuk orientasi moral dan politik masyarakat.

Orang lain juga membaca :  Edmund Husserl

Kesimpulan

Anthony D. Smith memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang nasionalisme sebagai fenomena kultural dan simbolik. Melalui konsep ethno-symbolism dan national identity, ia menunjukkan bahwa bangsa bukan sekadar konstruksi modern, melainkan hasil kontinuitas historis dari komunitas etnis yang lebih tua. Pemikirannya menegaskan bahwa manusia selalu mencari makna dalam sejarah dan bahwa nasionalisme adalah salah satu bentuk paling kuat dari pencarian makna tersebut.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan ethno-symbolism menurut Anthony D. Smith?

Ethno-symbolism adalah pendekatan yang menekankan pentingnya simbol, mitos, dan memori kolektif dalam pembentukan identitas nasional.

Bagaimana Smith memandang hubungan antara etnisitas dan bangsa?

Smith berpendapat bahwa bangsa tumbuh dari komunitas etnis pra-modern yang telah memiliki simbol, sejarah, dan solidaritas bersama.

Mengapa pemikiran Smith penting dalam studi nasionalisme?

Karena ia menggabungkan analisis historis, kultural, dan filosofis untuk memahami nasionalisme bukan hanya sebagai fenomena politik, tetapi juga sebagai pencarian makna kolektif manusia.

Referensi

  • Smith, A. D. (1986). The Ethnic Origins of Nations. Blackwell.
  • Smith, A. D. (1991). National Identity. Penguin Books.
  • Smith, A. D. (1999). Myths and Memories of the Nation. Oxford University Press.
  • Gellner, E. (1983). Nations and Nationalism. Cornell University Press.
  • Anderson, B. (1983). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. Verso.
  • Hutchinson, J. (2004). Nations as Zones of Conflict. Sage Publications.

Dukung berbagai Project Raymond Kelvin Nando kedepannya


Citation


Previous Article

Etnonasionalisme

Next Article

Martha Nussbaum