Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan
No Result
View All Result
Raymond Kelvin Nando
No Result
View All Result
Home Filsuf

François-Marie Arouet (Voltaire)

Raymond Kelvin Nando by Raymond Kelvin Nando
September 20, 2025
in Filsuf
Reading Time: 25 mins read
0

Raymond Kelvin Nando, Pontianak — François-Marie Arouet, lebih dikenal dengan nama Voltaire, adalah filsuf Pencerahan Prancis yang menekankan kebebasan berpikir, toleransi beragama, kritik terhadap otoritarianisme, dan peran rasio dalam membentuk masyarakat yang adil. Melalui karya-karya sastra dan filosofisnya, ia menjadi simbol perjuangan melawan fanatisme, ketidakadilan, dan penindasan.

Daftar Isi

  • Biografi François-Marie Arouet (Voltaire)
    • Artikel Terkait
    • Justus Lipsius
    • John Locke
    • John Dewey
  • Konsep-Konsep Utama
    • Tolérance
    • Liberté de penser
    • Kritik terhadap Fanatisme
    • Candide dan Satir Optimisme
    • Rasionalisme dan Ilmu Pengetahuan
    • Keadilan dan Hukum
    • Humanisme Universal
  • Dalam Konteks Lain
    • Dalam Politik
    • Dalam Ilmu Pengetahuan
    • Dalam Agama
    • Dalam Sastra
  • Kesimpulan
  • Frequently Asked Questions (FAQ)
    • Apa karya paling terkenal Voltaire?
    • Mengapa Voltaire penting dalam sejarah filsafat?
    • Siapa yang memengaruhi pemikiran Voltaire?
  • Referensi

Biografi François-Marie Arouet (Voltaire)

Voltaire lahir pada tahun 1694 di Paris dari keluarga kelas menengah. Sejak muda, ia memperlihatkan bakat luar biasa dalam menulis puisi dan prosa. Ia mendapat pendidikan di Collège Louis-le-Grand, di mana ia mempelajari bahasa Latin, retorika, dan sastra klasik.

Pada masa mudanya, Voltaire sering berkonflik dengan otoritas karena gaya satirnya yang tajam. Pada 1717, ia dipenjara di Bastille selama hampir satu tahun akibat tulisannya yang dianggap menghina penguasa. Pengalaman ini memperkuat pandangannya tentang pentingnya kebebasan berekspresi.

Setelah bebas, ia mengadopsi nama pena “Voltaire”, yang kemudian menjadi identitas intelektualnya. Karya-karyanya mulai dikenal luas di kalangan istana maupun publik, terutama karena kritik tajamnya terhadap intoleransi agama dan ketidakadilan hukum.

Voltaire menghabiskan beberapa tahun di pengasingan, termasuk di Inggris (1726–1729), di mana ia berinteraksi dengan filsuf seperti Locke dan Newton. Dari Inggris, ia membawa pulang kekaguman pada sistem parlementer, kebebasan pers, dan sains modern.

Artikel Terkait

Justus Lipsius

John Locke

John Dewey

Kembali ke Prancis, Voltaire terus menulis esai, drama, novel, dan risalah filsafat yang mempopulerkan ide-ide Pencerahan. Salah satu karya terkenalnya, Candide (1759), menggunakan satir untuk mengkritik optimisme metafisik Leibnizian.

Voltaire meninggal pada tahun 1778 di Paris. Pemakamannya penuh kontroversi karena hubungan tegangnya dengan Gereja, namun ia kemudian dipindahkan ke Panthéon, Paris, sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap pemikiran modern.

Konsep-Konsep Utama

Tolérance

Voltaire menekankan pentingnya tolérance (toleransi) dalam kehidupan beragama dan sosial. Baginya, intoleransi adalah akar dari kekerasan, perang, dan penindasan.

Voltaire menulis:

“Il est clair que chaque particulier qui persécute un homme, son frère, parce qu’il n’est pas de son avis, est un monstre.” (Traité sur la tolérance, 1763)

Voltaire menjelaskan bahwa siapa pun yang menganiaya sesamanya hanya karena perbedaan keyakinan adalah monster moral.

Liberté de penser

Voltaire menekankan liberté de penser (kebebasan berpikir) sebagai hak paling mendasar manusia. Kebebasan intelektual dianggapnya syarat mutlak bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Voltaire menulis:

“Je ne suis pas d’accord avec ce que vous dites, mais je défendrai jusqu’à la mort votre droit de le dire.” (dikutip dalam tradisi Voltaire, meskipun kemungkinan berasal dari Evelyn Beatrice Hall, 1906)

Voltaire menjelaskan bahwa perbedaan pendapat tidak mengurangi kewajiban moral untuk membela kebebasan berbicara orang lain.

Kritik terhadap Fanatisme

Voltaire keras mengkritik fanatisme agama yang menurutnya menghancurkan akal sehat dan martabat manusia. Ia percaya bahwa iman harus tunduk pada prinsip rasionalitas dan kemanusiaan.

Voltaire menulis:

“Le fanatisme est un monstre qui ose se dire le fils de la religion.” (Dictionnaire philosophique, 1764)

Voltaire menjelaskan bahwa fanatisme adalah monster yang dengan berani menyebut dirinya anak agama, padahal sejatinya menghancurkan agama itu sendiri.

Candide dan Satir Optimisme

Dalam Candide, Voltaire menyerang optimisme metafisik Leibniz yang menyatakan bahwa dunia ini adalah “yang terbaik dari segala kemungkinan dunia.” Ia menampilkan penderitaan manusia sebagai kritik atas filosofi yang terlalu idealistik.

Voltaire menulis:

“Il faut cultiver notre jardin.” (Candide, 1759)

Voltaire menjelaskan bahwa manusia sebaiknya fokus pada kerja nyata dan moral praktis ketimbang terbuai oleh spekulasi metafisik.

Rasionalisme dan Ilmu Pengetahuan

Voltaire mengadopsi esprit philosophique (semangat filosofis) yang mengutamakan rasio dan ilmu pengetahuan. Ia mengagumi Newton dan Locke karena mereka menegakkan metode ilmiah dan empirisme.

Voltaire menulis:

“Le grand succès de Newton est d’avoir montré comment la gravitation explique l’ordre du monde.” (Éléments de la philosophie de Newton, 1738)

Voltaire menjelaskan bahwa kebesaran Newton terletak pada kemampuannya menunjukkan bagaimana gravitasi menjelaskan keteraturan dunia.

Keadilan dan Hukum

Voltaire menekankan reformasi hukum untuk mengurangi kesewenang-wenangan penguasa. Baginya, hukum harus tunduk pada prinsip keadilan universal, bukan kepentingan elit.

Voltaire menulis:

“Les lois doivent être faites pour le peuple, et non le peuple pour les lois.” (Dictionnaire philosophique, 1764)

Voltaire menjelaskan bahwa hukum ada untuk melayani rakyat, bukan rakyat yang diperbudak oleh hukum.

Humanisme Universal

Voltaire mendorong visi humanisme universal di mana semua manusia, tanpa memandang ras atau agama, memiliki martabat yang sama.

Voltaire menulis:

“Tous les hommes sont égaux; ce n’est pas la naissance, mais la vertu qui fait la différence.” (Dictionnaire philosophique, 1764)

Voltaire menjelaskan bahwa semua manusia setara, dan perbedaan yang sah hanyalah perbedaan dalam kebajikan.

Dalam Konteks Lain

Dalam Politik

Pemikiran Voltaire berpengaruh besar dalam teori politik modern. Kritiknya terhadap absolutisme monarki dan dukungannya pada kebebasan sipil mendorong perubahan sosial dan hukum di Eropa. Ia menekankan bahwa pemerintah seharusnya melayani rakyat, bukan menindasnya.

Voltaire menulis:

“Un bon gouvernement est celui où il y a peu d’hommes inutiles.” (Dictionnaire philosophique, 1764)

Voltaire menjelaskan bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang tidak membiarkan banyak orang hidup tanpa fungsi sosial.

Dalam Ilmu Pengetahuan

Voltaire membawa semangat Newtonian ke Prancis dan menyebarkan metode ilmiah kepada masyarakat Eropa. Ia memandang ilmu pengetahuan sebagai dasar kemajuan peradaban dan penawar terhadap takhayul.

Voltaire menulis:

“La science est la clé de la prospérité des nations.” (Lettres philosophiques, 1734)

Voltaire menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kunci kemakmuran bangsa karena membuka jalan bagi kebebasan dan kemajuan.

Dalam Agama

Dalam bidang agama, Voltaire menekankan perlunya toleransi dan menolak fanatisme. Ia tidak menolak keberadaan Tuhan, tetapi menolak bentuk agama yang menindas kebebasan berpikir.

Voltaire menulis:

“Si Dieu n’existait pas, il faudrait l’inventer.” (Épîtres, 1768)

Voltaire menjelaskan bahwa gagasan tentang Tuhan diperlukan sebagai dasar moral universal, meskipun praktik keagamaan tetap harus selaras dengan akal sehat.

Dalam Sastra

Kontribusi Voltaire dalam sastra terutama melalui satir yang tajam. Ia menggunakan humor, ironi, dan parodi untuk mengkritik ketidakadilan sosial dan politik. Candide adalah contoh paling menonjol dari pendekatan ini.

Voltaire menulis:

“La satire est la façon la plus fine de corriger les mœurs.” (Essai sur la poésie épique, 1727)

Voltaire menjelaskan bahwa satir adalah cara paling halus untuk memperbaiki moral masyarakat, karena mengungkap kebodohan tanpa harus menindas.

Kesimpulan

Voltaire adalah ikon Pencerahan yang mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan kebebasan berpikir, toleransi, dan keadilan. Melalui karya sastra dan filsafatnya, ia menolak fanatisme, menekankan rasionalisme, serta membela martabat manusia. Warisannya tetap hidup sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan dan penindasan.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa karya paling terkenal Voltaire?

Salah satunya adalah Candide (1759), novel satir yang mengkritik optimisme metafisik.

Mengapa Voltaire penting dalam sejarah filsafat?

Ia menjadi suara utama Pencerahan yang membela kebebasan berpikir, toleransi, dan hak asasi manusia.

Siapa yang memengaruhi pemikiran Voltaire?

John Locke, Isaac Newton, dan pengalaman politik di Inggris sangat memengaruhi pemikirannya.

Referensi

  • Diderot, D. (1751). Encyclopédie. Paris: Briasson.
  • Locke, J. (1689). Two Treatises of Government. London: Awnsham Churchill.
  • Newton, I. (1687). Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica. London: Royal Society.
  • Rousseau, J. J. (1762). Du contrat social. Amsterdam: Marc-Michel Rey.
  • Voltaire. (1727). Essai sur la poésie épique. Paris: Prault.
  • Voltaire. (1734). Lettres philosophiques. London: J. Whiston.
  • Voltaire. (1738). Éléments de la philosophie de Newton. Amsterdam: Ledet.
  • Voltaire. (1759). Candide. Geneva: Cramer.
  • Voltaire. (1763). Traité sur la tolérance. Geneva: Cramer.
  • Voltaire. (1764). Dictionnaire philosophique. Geneva: Cramer.
  • Voltaire. (1768). Épîtres. Geneva: Cramer.
Tags: CandideEsprit philosophiqueFanatismefilsafat agamaFilsafat Pencerahanfilsafat politikFilsafat SastraHumanisme UniversalHumanisme universelJustice et loiKeadilan dan hukumkebebasan berpikirLiberté de penserSatir OptimismeSemangat filosofisTolérancetoleransiVoltaire
Raymond Kelvin Nando

Raymond Kelvin Nando

Akademisi dari Universitas Tanjungpura (UNTAN) di Kota Pontianak, Indonesia.

  • Tentang Saya
  • Contact
  • Privacy Policy

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Resources
    • Ebooks
    • Essays
  • Ensiklopedia
    • Ensiklopedia Filsuf
    • Ensiklopedia Ideologi
    • Ensiklopedia Fallacy
    • Ensiklopedia Teologi & Kepercayaan

© 2025 Raymond Kelvin Nando — All Rights Reserved