Eko-Sosialisme

Raymond Kelvin Nando — Eko-sosialisme merupakan ideologi yang menggabungkan sosialisme dan ekologisme sebagai tanggapan terhadap krisis lingkungan global yang disebabkan oleh kapitalisme industri. Ideologi ini menekankan bahwa penyelamatan bumi tidak dapat dicapai tanpa mengubah sistem ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan tanpa batas. Dalam kerangka eko-sosialis, perjuangan kelas dan perjuangan ekologis saling berkaitan: pembebasan manusia dari eksploitasi ekonomi harus sejalan dengan pembebasan alam dari eksploitasi kapitalistik.

Pengertian Eko-Sosialisme

Eko-sosialisme adalah ideologi politik yang menolak kapitalisme karena sifatnya yang destruktif terhadap alam dan manusia, serta menyerukan pengorganisasian ekonomi berbasis kepemilikan kolektif, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekologis.

Istilah ini berkembang pada akhir abad ke-20 melalui karya André Gorz, James O’Connor, dan Michael Löwy, yang melihat perlunya rekonsiliasi antara perjuangan sosial dan perjuangan lingkungan.

“Socialism will be ecological or it will not be at all.”
— André Gorz, Ecology as Politics, p. 15

Eko-sosialisme berangkat dari kritik terhadap sosialisme tradisional yang terlalu menekankan industrialisasi, serta menolak ekologisme liberal yang sering kali mengabaikan dimensi ekonomi dan kelas.

Tokoh Eko-Sosialisme

Tokoh-tokoh utama ideologi ini antara lain André Gorz, James O’Connor, Michael Löwy, dan Joel Kovel.

“The crisis of capitalism is both social and ecological; its resolution requires an ecological revolution.”
— Michael Löwy, Ecosocialism: A Radical Alternative to Capitalist Catastrophe, p. 7

André Gorz menegaskan bahwa ekologi sejati harus menolak logika pertumbuhan ekonomi tak terbatas dan menggantikannya dengan produksi yang memenuhi kebutuhan manusia tanpa menghancurkan alam.

“To escape from the crisis, we must abandon the economic system based on unlimited accumulation.”
— André Gorz, Capitalism, Socialism, Ecology, p. 42

James O’Connor mengembangkan konsep “second contradiction of capitalism”, yang menyatakan bahwa kapitalisme menghancurkan kondisi alam yang menjadi dasar produksinya sendiri.

“Capitalism tends to undermine its own conditions of production, including ecological systems and human labor power.”
— James O’Connor, Natural Causes: Essays in Ecological Marxism, p. 9

Joel Kovel kemudian menegaskan bahwa eko-sosialisme bukan sekadar reformasi hijau atas kapitalisme, melainkan transformasi total terhadap nilai-nilai dan hubungan produksi.

“Ecosocialism is not green capitalism; it is the negation of capital as a system of domination.”
— Joel Kovel, The Enemy of Nature: The End of Capitalism or the End of the World?, p. 17

Prinsip dan Gagasan Utama Eko-Sosialisme

Kritik terhadap Kapitalisme dan Krisis Ekologis

Eko-sosialisme melihat bahwa krisis lingkungan bukan akibat kesalahan teknis, tetapi akibat langsung dari logika kapitalisme yang berorientasi pada akumulasi tanpa batas.

“The capitalist mode of production cannot be ecological because it is based on infinite growth in a finite world.”
— Michael Löwy, Ecosocialism, p. 23

Kapitalisme mengabaikan batas-batas ekologis dan memisahkan manusia dari alam melalui komodifikasi dan privatisasi sumber daya.

Orang lain juga membaca :  Blanquisme

Integrasi antara Sosialisme dan Ekologi

Eko-sosialisme memandang bahwa perjuangan kelas dan perjuangan lingkungan saling bergantung. Tanpa keadilan sosial, tidak akan ada keberlanjutan ekologis.

“An ecological socialism requires the democratization of the economy, production for use, and collective control of resources.”
— André Gorz, Ecology as Politics, p. 61

Sosialisme ekologis menyerukan produksi berbasis kebutuhan sosial dan ekologis, bukan keuntungan pribadi.

Ekonomi Partisipatif dan Kepemilikan Kolektif

Eko-sosialisme mendukung bentuk ekonomi demokratis-partisipatif, di mana keputusan produksi diambil secara kolektif dengan mempertimbangkan keseimbangan ekologis.

“The goal is a society of free producers who collectively manage both their labor and the ecosystems they depend on.”
— Joel Kovel, The Enemy of Nature, p. 102

Prinsip ini menghapus hierarki antara manusia dan alam, serta mendorong solidaritas ekologis lintas generasi.

Revolusi Ekologis

Eko-sosialis berpendapat bahwa krisis lingkungan global memerlukan revolusi ekologis, bukan reformasi kosmetik.

“What we need is not sustainable development under capitalism, but an ecological revolution to overthrow it.”
— Michael Löwy, Ecosocialism, p. 45

Transformasi ini menuntut perubahan nilai, pola konsumsi, dan hubungan produksi menuju masyarakat yang egaliter dan berkelanjutan.

FAQ

Apakah eko-sosialisme sama dengan sosialisme hijau?

Tidak sepenuhnya. Sosialisme hijau lebih bersifat pragmatis dan reformis, sedangkan eko-sosialisme menuntut transformasi radikal terhadap sistem kapitalis global.

Bagaimana eko-sosialisme memandang pertumbuhan ekonomi?

Eko-sosialisme menolak gagasan pertumbuhan ekonomi tak terbatas dan menggantikannya dengan konsep degrowth atau pertumbuhan berbasis kebutuhan sosial dan ekologis.

Apakah eko-sosialisme menolak teknologi?

Tidak. Ia menolak teknologi yang eksploitatif, namun mendukung teknologi yang memperkuat keseimbangan ekologis dan demokrasi sosial.

Referensi

  • Gorz, A. (1980). Ecology as Politics. London: Pluto Press.
  • Gorz, A. (1994). Capitalism, Socialism, Ecology. London: Verso.
  • O’Connor, J. (1998). Natural Causes: Essays in Ecological Marxism. New York: Guilford Press.
  • Löwy, M. (2015). Ecosocialism: A Radical Alternative to Capitalist Catastrophe. Chicago: Haymarket Books.
  • Kovel, J. (2002). The Enemy of Nature: The End of Capitalism or the End of the World? London: Zed Books.
Orang lain juga membaca :  Bundisme

Dukung berbagai Project Raymond Kelvin Nando kedepannya


Citation


Previous Article

Judith Butler

Next Article

Elitisme