Raymond Kelvin Nando — Ekofeminisme merupakan ideologi yang memadukan pemikiran feminis dan kesadaran ekologis, berangkat dari gagasan bahwa penindasan terhadap perempuan dan eksploitasi terhadap alam memiliki akar yang sama: sistem patriarki dan kapitalisme yang bersifat hierarkis serta dominatif. Ideologi ini mengajukan paradigma baru tentang relasi manusia dan alam yang berlandaskan empati, perawatan, dan keberlanjutan, menolak dikotomi antara budaya dan alam, rasio dan emosi, maskulin dan feminin.
Daftar Isi
Pengertian Ekofeminisme
Ekofeminisme didefinisikan sebagai pendekatan ideologis dan filosofis yang menghubungkan pembebasan perempuan dengan pembebasan alam, menolak dominasi patriarkal yang menjadikan keduanya objek eksploitasi.
Istilah écologie féminisme pertama kali diperkenalkan oleh Françoise d’Eaubonne pada tahun 1974 melalui karyanya Le Féminisme ou la Mort, yang menegaskan bahwa kelangsungan hidup manusia bergantung pada perubahan radikal dalam relasi gender dan ekologis.
“The liberation of women cannot be achieved without the liberation of nature, because both are victims of the same process of domination.”
— Françoise d’Eaubonne, Le Féminisme ou la Mort, p. 15
Tokoh Ekofeminisme
Tokoh-tokoh utama yang berperan dalam pengembangan ekofeminisme antara lain Françoise d’Eaubonne, Vandana Shiva, Carol J. Adams, dan Val Plumwood.
“Women and nature have been subjected to the same processes of colonization and control under patriarchal capitalism.”
— Vandana Shiva, Staying Alive: Women, Ecology and Development, p. 22
Vandana Shiva menyoroti bagaimana perempuan di negara-negara Dunia Selatan menjadi penjaga kehidupan ekologis sekaligus korban utama sistem pembangunan kapitalis yang destruktif.
“To care for the Earth is not a sentimental act, it is a necessity for survival.”
— Vandana Shiva, Earth Democracy, p. 12
Carol J. Adams menyoroti keterkaitan antara konsumsi daging dan objektifikasi tubuh perempuan.
“The absent referent is that which separates the meat eater from the animal and the oppressor from the oppressed.”
— Carol J. Adams, The Sexual Politics of Meat, p. 14
Sedangkan Val Plumwood mengkritik rasionalitas Barat yang memisahkan manusia dari alam serta menegaskan pentingnya rationality of care.
“The master model of reason defines itself through the denial of dependency on nature and the feminine.”
— Val Plumwood, Feminism and the Mastery of Nature, p. 41
Prinsip dan Gagasan Utama Ekofeminisme
Keterhubungan antara Patriarki dan Eksploitasi Alam
Ekofeminisme melihat dominasi terhadap perempuan dan eksploitasi terhadap alam sebagai hasil dari logika patriarkal yang menilai maskulinitas, rasionalitas, dan kontrol sebagai nilai tertinggi.
“Patriarchy’s logic of domination underlies both sexism and naturism.”
— Karen J. Warren, Ecofeminist Philosophy, p. 35
Kedua bentuk dominasi ini memperkuat satu sama lain: penindasan terhadap perempuan melanggengkan eksploitasi terhadap alam, dan sebaliknya.
Etika Perawatan dan Relasionalitas
Ekofeminisme menekankan pentingnya ethic of care sebagai dasar moral bagi kehidupan ekologis. Perawatan, empati, dan relasi menjadi prinsip utama untuk menggantikan logika kompetisi dan penguasaan.
“We must revalue care, empathy, and reciprocity as central moral capacities, not as feminine weaknesses.”
— Val Plumwood, Feminism and the Mastery of Nature, p. 58
Nilai-nilai ini mengembalikan keseimbangan antara manusia dan alam, serta menolak dikotomi gender yang meminggirkan peran perawatan.
Kritik terhadap Kapitalisme dan Kolonialisme
Ekofeminisme memandang kapitalisme sebagai sistem yang melanggengkan eksploitasi terhadap alam dan tubuh perempuan. Vandana Shiva menamakan hal ini sebagai maldevelopment.
“Development has been a process of maldevelopment, a violation of the integrity of nature and women.”
— Vandana Shiva, Staying Alive, p. 38
Kritik ini juga mencakup kolonialisme yang menguras sumber daya negara-negara Selatan dengan mengatasnamakan kemajuan dan pembangunan.
Spiritualitas dan Kesakralan Alam
Sebagian aliran ekofeminisme mengandung dimensi spiritual yang menekankan kesakralan bumi dan kehidupan. Alam dianggap sebagai entitas hidup yang harus dihormati, bukan objek untuk dimiliki.
“The Earth is not dead matter; she is a living being, and our mother.”
— Starhawk, Dreaming the Dark: Magic, Sex and Politics, p. 67
Pendekatan ini memulihkan hubungan spiritual antara manusia dan bumi, menolak alienasi yang dihasilkan oleh rasionalitas modern.
FAQ
Apakah ekofeminisme menolak teknologi modern?
Tidak. Ekofeminisme menolak teknologi yang eksploitatif, namun mendukung inovasi yang berkelanjutan dan memperkuat keseimbangan ekologis.
Apakah ekofeminisme hanya untuk perempuan?
Tidak. Ekofeminisme terbuka bagi semua gender yang menolak patriarki dan mendukung harmoni ekologis.
Apakah ekofeminisme bagian dari feminisme gelombang ketiga?
Ya. Ekofeminisme berkembang seiring feminisme gelombang ketiga dengan menekankan pluralitas, interseksionalitas, dan keadilan lingkungan.
Referensi
- d’Eaubonne, F. (1974). Le Féminisme ou la Mort. Paris: P. Horay.
- Shiva, V. (1988). Staying Alive: Women, Ecology and Development. London: Zed Books.
- Shiva, V. (2005). Earth Democracy: Justice, Sustainability, and Peace. Cambridge: South End Press.
- Adams, C. J. (1990). The Sexual Politics of Meat. New York: Continuum.
- Plumwood, V. (1993). Feminism and the Mastery of Nature. London: Routledge.
- Warren, K. J. (2000). Ecofeminist Philosophy: A Western Perspective on What It Is and Why It Matters. Lanham: Rowman & Littlefield.
- Starhawk. (1982). Dreaming the Dark: Magic, Sex and Politics. Boston: Beacon Press.