Johann Gottfried Herder
Raymond Kelvin Nando — Johann Gottfried Herder adalah seorang filsuf, teolog, kritikus sastra, dan sejarawan asal Jerman yang berperan besar dalam kelahiran Romantisisme awal serta gerakan Sturm und Drang. Ia dikenal sebagai tokoh yang menekankan pentingnya bahasa, budaya, dan sejarah dalam memahami manusia, serta sebagai perintis hermeneutika modern.
Biografi Johann Gottfried Herder
Johann Gottfried Herder lahir pada 25 Agustus 1744 di Mohrungen, Prusia Timur (kini Morąg, Polandia). Ia berasal dari keluarga sederhana, anak seorang penyanyi gereja, namun sejak kecil memiliki minat besar pada studi teologi, sastra, dan filsafat.
Herder menempuh pendidikan di Universitas Königsberg, di mana ia menjadi murid Immanuel Kant. Walaupun sempat dipengaruhi oleh pemikiran Kant, ia kemudian mengembangkan pendekatan yang berbeda: lebih historis, kontekstual, dan kultural, menolak universalitas abstrak dalam filsafat.
Pada 1760-an, Herder bekerja sebagai pendeta dan guru, sambil aktif menulis tentang bahasa, sastra, dan estetika. Ia bertemu dengan tokoh besar seperti Johann Wolfgang von Goethe, dan bersama-sama mereka menjadi bagian penting dari gerakan Sturm und Drang, yang menekankan kebebasan kreatif, ekspresi emosi, dan keaslian budaya.
Herder kemudian menjabat sebagai pengawas sekolah dan tokoh gereja di Weimar. Selama periode ini, ia menulis karya-karya penting, termasuk Abhandlung über den Ursprung der Sprache (1772), Auch eine Philosophie der Geschichte zur Bildung der Menschheit (1774), dan Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit (1784–1791).
Ia wafat pada 18 Desember 1803 di Weimar. Warisannya tetap hidup melalui pengaruh besar pada hermeneutika, teori bahasa, antropologi, dan nasionalisme kultural.
Konsep-Konsep Utama
Volksgeist (Roh Bangsa)
Dalam karya sejarahnya, Herder menulis:
“Jedes Volk hat seinen Mittelpunkt der Glückseligkeit in sich wie jede Kugel ihren Schwerpunkt.” — “Setiap bangsa memiliki pusat kebahagiaannya sendiri sebagaimana setiap bola memiliki pusat gravitasinya.” (Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit, 1784, hlm. 24)
Konsep Volksgeist menekankan bahwa setiap bangsa memiliki roh atau semangat khas yang membentuk identitasnya. Tidak ada standar universal untuk menilai kebudayaan, sebab setiap bangsa harus dipahami dari sudut pandang sejarah dan tradisinya sendiri.
Gagasan ini sangat berpengaruh dalam perkembangan teori kebudayaan, antropologi, serta pemikiran nasionalisme romantik di Eropa.
Sprache als Organ des Denkens (Bahasa sebagai Organ Pemikiran)
Herder menulis dalam risalahnya tentang bahasa:
“Die Sprache ist das Organ des Denkens.” — “Bahasa adalah organ pemikiran.” (Abhandlung über den Ursprung der Sprache, 1772, hlm. 56)
Menurut Herder, bahasa tidak hanya alat komunikasi, melainkan kerangka berpikir yang membentuk pandangan dunia suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap bahasa membawa identitas budaya tersendiri, dan memahami bahasa berarti juga memahami cara berpikir suatu masyarakat.
Pemikiran ini menjadi dasar bagi filsafat bahasa modern, hermeneutika, dan antropologi linguistik.
Humanität (Kemanusiaan)
Herder juga menekankan cita-cita Humanität, yakni pengembangan potensi manusia secara penuh dalam kerangka kemanusiaan universal. Walaupun ia menolak universalisme abstrak, ia menegaskan bahwa semua budaya berkontribusi pada perkembangan kemanusiaan secara kolektif.
Dalam Konteks Lain
Filsafat Sejarah
Herder mengembangkan filsafat sejarah yang menolak gagasan linear dan teleologis. Ia berpendapat bahwa sejarah adalah proses organik yang berkembang sesuai kondisi sosial dan budaya masing-masing bangsa. Setiap zaman memiliki nilai dan martabat tersendiri, bukan sekadar tahapan menuju tujuan tunggal.
Hermeneutika dan Kritik Sastra
Sebagai salah satu perintis hermeneutika modern, Herder menekankan pentingnya memahami teks berdasarkan konteks historis, budaya, dan bahasa pengarangnya. Pemikiran ini kelak menjadi fondasi bagi Wilhelm Dilthey dan Hans-Georg Gadamer.
Selain itu, sebagai kritikus sastra, Herder berperan penting dalam memperkenalkan puisi rakyat dan tradisi lokal sebagai sumber estetika yang sah.
Kesimpulan
Johann Gottfried Herder adalah filsuf yang menegaskan keunikan budaya, peran fundamental bahasa, dan sifat historis manusia. Dengan gagasan Volksgeist, teori bahasa, dan pandangan sejarahnya, ia meletakkan dasar bagi studi kebudayaan, hermeneutika, serta nasionalisme romantik yang berpengaruh luas pada pemikiran Eropa modern.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa arti konsep Volksgeist menurut Herder?
Bahwa setiap bangsa memiliki roh atau identitas unik yang membentuk pandangan hidupnya.
Bagaimana Herder memandang bahasa?
Bahasa dianggap sebagai organ pemikiran yang menentukan cara manusia memahami dunia.
Mengapa Herder dianggap penting dalam hermeneutika?
Karena ia menekankan pentingnya konteks historis dan kultural dalam memahami teks.
Referensi
- Herder, J. G. (1772). Abhandlung über den Ursprung der Sprache. Berlin: Christian Friedrich Voß.
- Herder, J. G. (1774). Auch eine Philosophie der Geschichte zur Bildung der Menschheit. Riga: Hartknoch.
- Herder, J. G. (1784–1791). Ideen zur Philosophie der Geschichte der Menschheit. Riga: Hartknoch.
- Barnard, F. M. (1965). Herder’s Social and Political Thought: From Enlightenment to Nationalism. Oxford: Clarendon Press.
- Forster, M. N. (2010). After Herder: Philosophy of Language in the German Tradition. Oxford: Oxford University Press.
- Norton, R. E. (1991). Herder’s Aesthetics and the European Enlightenment. Ithaca: Cornell University Press.